Senin, 20 April 2009

KESEHATAN SAPI

KESEHATAN SAPI

    1. Sapi Sehat

Tingkah laku sapi memberikan gambaran tentang status kesehatan sapi tersebut. Sapi yang sehat akan menampakkan gerakan yang aktif, sikapnya sigap, selalu sadar dan tanggap terhadap perubahan situasi sekitar yang mencurigakan. Kondisi sapi yang seimbang adalah tidak terlalu gemuk atau kurus, langkah kakinya mantap dan teratur (Akoso, 1996).

Sudut matanya terlihat bersih tanpa adanya kotoran atau getah radang. Ekornya selalu aktif megibas untuk mengusir lalat. Kulit dan bulu tampak halus dan mengkilat serta pertumbuhan bulu merata di permukaan tubuhnya (Akoso, 1996).

2.2. Fisiologi Ternak

Kondisi fisiologi ternak dapat digunakan untuk mengetahui kesehatan seekor ternak, kondisi fisiologis yang digunakan untuk mengetahui indikasi ternak sehat adalah suhu tubuh, frekuensi denyut nadi dan frekuensi respirasi (Subroto, 1985).

2.2.1. Suhu rektal

Menurut Sugeng (1998), suhu tubuh normal untuk anak sapi adalah 39,50C-400C, sedangkan untuk anak sapi dewasa 380C-39,50C. Suhu tubuh dipengaruhi oleh lingkungan, jenis kelamin dan kondisi ternak. Sugeng (1998) menjelaskan bahwa ternak mempunyai sistem pengaturan suhu tubuh untuk memelihara suhu tubuhnya dari pengaruh luar.

2.2.2. Frekuensi denyut nadi

Akoso (1996) menyatakan denyut nadi sapi normal sekitar 50-60 kali per menit. Hal ini berhubungan dengan faktor bahwa semakin kecil ukuran hewan, laju metabolisme per unit berat badannya semakin tinggi (Dukes, 1995). Hewan yang sakit atau stres akan meningkat denyut jantungnya untuk sementara waktu (Subroto, 1985).

2.2.3. Frekuensi pernapasan

Frekuensi pernapasan bervariasi, tergantung dari jenis sapi pada umumnya. Rata-rata frekuensi pernapasan sapi normal adalah 19 kali per menit, Angka rata–rata dapat naik jika terjadi kejutan atau latihan. Sapi yang mengalami demam tinggi akan bernapas lebih cepat, sedangkan sapi yang terserang penyakit menahun dan cukup serius, frekuensi pernapasannya akan menjadi lambat dan berat (Akoso, 1996).

Frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ukuran tubuh, umur, aktifitas ternak, kehamilan, lingkungan dan aktifitas pencernaan terutama pada rumen (Dukes, 1995). Menurut Sugeng (1998), frekuensi pernapasan yang sebenarnya dapat dihitung bila ternak dalam keadaan istirahat dan tenang.

2.2.4. Kontraksi Rumen

Proses ruminansi pada sapi sehat berupa peremasan pakan yang ditelan secara kuat dan mantap kemudian dicampur dengan cairan. Kontraksi rumen rata-rata terjadi sekali tiap dua menit. Peristiwa ini menimbulkan gerakan rumen yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa dengan mengepalkan tinju dan mendesaknya di bagian kiri atas lambung tepat di lekuk pinggang di belakang rusuk terakhir. Terjadinya perubahan frekuensi atau gerak ruminansi yang tidak dapat dirasakan menandakan adanya gangguan fungsi rumen (Akoso, 1996).

DAFTAR PUSTAKA

Akoso, T.B. 1996. Kesehatan Sapi. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Dukes. 1995. The Physiologis of Domestic Animal. A Division of Cornell University Press, Ithaca New York.

Subroto. 1985. Ilmu Penyakit Ternak I. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Sugeng, Y. B. 1998. Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.

Jumat, 17 April 2009

Travelling is never end...

Pengen ya rasanya pergi kesuatu tempat tertentu, bertemu dengan orang-orang baru dan saling sharing pengalaman lucu, menyedihkan, menyeramkan and anything that u can say..wah pokoknya seru banget tuch. Bagi kalian para travellers yang sering muncul atau masih bersembunyi di luar galaksi keraguan..please join with me..siapa tau we can share about everything, dan yang pasti kita dapat berpetualang mencari sebuah dunia baru yang telah kita impikan sejak lama. thanks